Seperti lazimnya di perusahaan lain, tempat saya bekerja saat ini juga sedang disibukkan dengan perencanaan budget untuk tahun depan [program kerja 2008]. Meskipun setiap tahun selalu berulang, tapi repotnya tetap saja menyita waktu & tenaga. Saat sibuk dengan pekerjaan ini, saya jadi tersentak dengan munculnya pertanyaan yang sedikit mengganggu menyangkut kebiasaan kita sebagai karyawan atau TDB. Kenapa kalau kerja nyusun plan untuk tempat kita kerja, begitu all out atau ‘habis-habis’an planning-nya dan saat melaksanakan program kerjanya pun semua yang terlibat ‘mati-mati’an untuk merealisasikan target yang telah dicanangkan.
Sementara kalau untuk merencanakan masa depan hidup kita sendiri kok nggak kita bikin juga sedemikian rupa treatment-nya, ya. Coba kita kembalikan kepada diri kita masing-masing, sudahkah kita membuat perencanaan tahunan untuk kehidupan kita masing-masing? Bersyukurlah Anda yang sudah melakukannya. Bagi yang belum, sekarang juga mulailah membuatnya. Logikanya, kalau untuk kantor tempat kita kerja saja kita bisa buat perencanaan yang ‘dahsyat’ dan berusaha untuk mewujudkan targetnya, seharusnya untuk diri kita pribadi ya harus lebih dahsyat dan ruaarr biasa!
Ibaratnya, bila kita hendak pergi ke Blok M [tujuan kita], pasti kan harus dipastikan dulu mau berapa lama kita nyampe di tujuan. Dari situ kita bisa pilih mau naik apa menuju ke tujuan [ada bajaj, motor, bus, atau taxi]. Lalu, mau lewat jalan mana kita menuju ke Blok M, karena banyak cara dan jalan untuk menuju ke tujuan tsb. Mau dengan siapa kita pergi ke tujuan tsb. Berapa ongkos yang harus kita sediakan? Sampai tujuan mau berapa lama kita berada di sana? Begitulah seterusnya. Bahwa untuk sebuah kegiatan kecil saja kita harus menyusun rencana yang terbaik buat kita jalani. Apalagi untuk sebuah proyek besar yang bernama ‘masa depan hidup kita’, tentunya harus ada perencanaan terbaik yang bisa kita lakukan [the best we can do, lah…].
Bila telah menyusun perencanaan atau Action Plan untuk diri sendiri, sudah seharusnya bertindaklah sesuai rencana, sambil memonitor prosesnya sekaligus terus belajar dari proses tsb. Lihat saja, berapa banyak dari kita yang sudah menyusun rencana yang masuk akal, tetapi di tengah jalan muncul keraguan atau malah keengganan untuk melaksanakan rencana tsb. Kan akhirnya nggak pernah mencapai hasil yang diinginkannya. Contoh nyata, ya diri saya pribadi ini
Di awal tahun 2007, selain rencana tujuan hidup 5 tahun & 10 tahun ke depan, saya memang telah membuat juga rencana atau action plan untuk kehidupan th 2007, namun kenyataannya selepas bulan Juni 2007, action plan itu entah berada di mana. Nah lu. Tapi begitulah adanya. Saat saya cari di computer dan saya print lagi, ternyata Action Plan yang berhasil saya jalankan hanya sekitar 30%nya saja. Rendah banget pencapaiannya dari target yang saya buat sendiri. Kalau plan setahun aja nggak bisa dijalankan, terus gimana rencana jangka panjangnya? Kalau ini terjadi di perusahaan, saya pasti sudah dilengserkan.
Aneh ya, untuk diri saya sendiri dan untuk masa depan kehidupan keluarga, kok begitu tidak disiplinnya ya saya? Malas? Lagi-lagi nyalahin malas! Berarti masalahnya memang ada dalam diri saya pribadi. Ternyata saya belum berhasil mengalahkan diri saya sendiri. Kayaknya inilah PR saya terberat saat ini. Seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, “Perang terbesar adalah melawan diri kita sendiri”. Petuah dari Rosulullah ini benar adanya. Semoga saya dapat memenangkan perang terhadap diri saya sendiri. Amin.
Inilah pelajaran yang saya petik, dan saya jadikan bahan renungan saat ini. Soalnya percuma saja bikin perencanaan untuk tahun 2008, kalau akhirnya juga nggak dilaksanakan juga.
Terus gimana ya supaya bisa disiplin melaksanakan action plan kita sendiri? Inilah pertanyaan yang menggelitik. Kalau di kantor kan ada reward & punishment. Kalau sukses mencapai atau melebihi target dapet bonus, kalau gagal ya dilengserkan. Makanya semua karyawan/TDB selalu ‘mati-matian’ untuk keluar jadi pemenang.
Namun untuk diri pribadi kan nggak mungkin bisa disamain apple to apple. Tapi daripada nggak berbuat sesuatu untuk diri sendiri, sembari mencanangkan perang untuk mengalahkan diri sendiri, ya tetap saja saya coba untuk menyusun Action Plan 2008, dan tetap saya kaitkan dengan rencana besar dan jangka panjang 5 tahun & 10 tahun ke depan. Setidaknya,nanti di akhir tahun 2008, bisa saya jadikan tolok ukur apakah disiplin & kemalasan saya lebih parah dibanding yang tahun 2007. Semoga hari esok selalu lebih baik. Amin.
No comments:
Post a Comment