Pakem dalam dunia wayang kulit adalah alur cerita yang harus diikuti. Seorang dalang wayang kulit saat membawakan cerita tertentu biasanya ya harus mengikuti alur cerita yang telah ada. Ceritanya pun jadi mudah ditebak bagaimana ending-nya [yang sering nonton sudah pada tahu ceritanya]. Kalau ki dalang mencoba keluar dari pakem cerita yang ada, penonton pun akan protes keras. Kalau si dalang mencoba & berani membawakan cerita yang di luar pakem [atau keluar dari rel] ia pun akan mendapatkan julukan ‘dalang edan’.
Begitu pula dalam dunia kehidupan sebenarnya, secara tidak kita sadari, sebagian besar dari hidup yang sudah kita jalani selalu mengikuti pola-pola atau alur-alur tertentu yang sudah selazimnya diikuti. Maka hasilnya adalah sebuah jebakan kesamaan yang tidak menghasilkan terobosan apapun. Bila kita bertindak yang tidak seirama dengan hal-hal yang dianggap wajar oleh masyarakat sekitar kita, pasti julukan ‘edan’, ‘gendeng’, ‘gila’ atau sejenisnya yang akan kita terima.
Padahal seharusnya kitalah yang wajib menjadi dalang bagi diri kita sendiri dan juga menciptakan pakemnya. Sadar nggak, dulu orang tua kita selalu menasehati untuk sekolah yang rajn dan pintar, mulai dari TK, SD, SMP, SMA, Universitas. Begitu lulus lalu mencari pekerjaan yang baik, berkarir dst. Semua ini kan juga mengikuti pola yang telah lazim berlaku di dalam dunia kehidupan saat itu. Jarang sekali ada orang tua [khususnya priyayi Jawa] yang menasehati anaknya untuk keluar dari pola ini [misal : nggak usah sekolah tapi langsung belajar jadi pengusaha].
Dalam dunia nyata saat ini, yang kian hari kian cepat dan dahsyat perubahannya, nampaknya harus mulai dipikirkan bagaimana agar kita tidak terjebak dengan pola, alur, atau rel kehidupan yang telah biasa itu. Kita harus berani untuk berpikir dan bertindak yang keluar dari pakem yang ada. Lihat saja, yang sering terjadi di masa kini, sekolah dengan baik, lulus universitas dengan nilai yang baik belum tentu menjamin kesuksesan di masa mendatang? Yang sering terjadi justru kegagalan ujian, angka yang jelek, atau mereka yang drop out dan kepepet mungkin akan melahirkan kehidupan luar biasa nantinya di masa mendatang [karena banyak orang yang belajar dari kegagalannya akhirnya justru meraih sukses]. Angka rapor yang baik tidak menjamin kesuksesan ataupun kehidupan yang menarik, tapi daya imaginasi dan kreativitas kita lah yang mampu membentuk itu.
Bagi yang masih TDB seperti saya ini, harus mulai berpikir di luar pakem, kesamaan ataupun alur yang telah terpola [tinggalkan pikiran bahwa kita akan bekerja dalam waktu yang lama, kalau bisa berkarir terus hingga top level dan seterusnya hingga masa pension tiba]. Sebaliknya harus kita ciptakan perasaan bahwa kita nggak mungkin untuk bekerja selamanya. Jaman ini cepat berubah, dan tidak ada lagi kata kelanggengan dunia kerja. Maka sebaiknyalah kita siap dipecat. Atau situasikan bahwa kondisi hidup kita saat ini sedang kepepet, kalau nggak punya usaha bakalan sengsara, atau pikirin bahwa kitalah yang harus menyiapkan dana pension untuk diri kita sendiri, sehingga akhirnya kita akan mencoba untuk mencari peluang usaha sendiri atau menciptakan pekerjaan sendiri.
Dan bagi mereka yang sudah yakin mau pindah kuadran menjadi pengusaha, mesti memikirkan usaha apa yang unik, lain daripada yang lain, tapi dahsyat, atau yang keluar dari ‘kerumunan’. Jangan seperti yang pernah saya alami [maklum, yang penting kan take action dulu] tatkala mencoba buka toko, saya memilih jalan yang nampaknya mudah dan terjamin dengan mengikuti yang pernah dilakukan orang lain dan sukses. Orang lain sukses membuka toko seluler saya ikutan, ada peluang dari pak H. Allay usaha sepatu, saya & rekan-rekan TDA ikutan. Barusan saya menyadari bahwa toko seluler & toko sepatu yang pernah saya set-up ternyata memang tidak ada yang unik spesifik dan keluar dari pakem [biasa-biasa saja, nggak ada istimewanya]. Makanya trendnya ya terlibas oleh keganasan dunia usaha yang juga semakin kompetitif.
Logikanya, semua orang ingin kehidupan yang sukses dan menarik. Tetapi seringkali pada saat kita dihadapkan pada pilihan, kita memilih jalan yang nampaknya mudah dan terjamin. Kita ingin meniru H. Allay, H. John dengan Tip Topnya, Ronny Yuzirman dengan Manettnya, Bill Gates, dll., tetapi kita tidak mau mengambil resiko dalam hidup ini untuk berani mengambil langkah gila yang keluar dari pakem. Kita sadar bahwa alur atau rel baru selalu memiliki resiko, karena jalan tersebut belum pernah ditempuh orang. Padahal, bisa jadi jalan inilah yang ternyata terbaik buat kita tempuh dan memberikan sukses sebagai pengusaha. Berusahalah selalu untuk be yourself. Yang boleh kita pelajari dari orang sukses adalah cara mereka menemukan peluang atau ide usaha, semangatnya, dan cara mereka mewujudkan impian & kerja kerasnya. Tapi jangan kepingin menjadi seperti mereka.
Saatnya kita semua membiasakan pikiran kita lepas berkelana ke mana saja dan keluar dari kebiasaan dan kesamaan yang selama ini membuat diri kita menjadi ‘biasa’ seperti orang kebanyakan. Kalau perlu berpikir & bertindaklah yang extreme sekalian menerobos pakem yang ada. Dari pengalaman saya belajar jadi pengusaha, kalau kita nggak punya ide usaha yang keluar dari pakem, hasilnya akan so so aja. Apalagi masih disambi kerja sebagai TDB pula, nggak akan maksimal hasilnya. Saya telah membuktikannya. Semoga menambah wawasan Anda semua.
No comments:
Post a Comment