Salah satu bengkel sepatu tempat saya memesan sepatu pernah ‘buka-bukaan’ bahwa ada sebuah merek sepatu wanita yang cukup terkenal sebenarnya hanyalah bermodalkan kemasan doang. Lho kok enak? [catatan saya: pastinya sih juga modal uang untuk beli sepatu, kemasan, branding, dan tentunya juga marketing, dsb. seperti layaknya sebuah usaha dijalankan].
Maksud dari ‘modal kemasan doang’ adalah sebagai berikut : desainnya bahan yang digunakan berasal dari si pemilik bengkel, yang kemudian ditawarkan ke si pengusaha. Nantinya kalau si pengusaha oke & sreg dengan beberapa model yang ditawarkan, dia akan memesan ‘ribuan’ pasang sepatu yang akan dikemas & dibranding dengan merek milik si pengusaha. Yang selanjutnya akan dipasarkan ke seluruh jaringan atau outlet milik si pengusaha tsb. Dan biasanya si pengusaha sepatu sukses ini telah memiliki langganan ke puluhan bengkel yang tersebar di Jabodetabek. Begitulah alur produksi yang ada di dunia persepatuan. Jarang pengusaha sepatu terkenal yang memiliki pabrik atau bengkel sendiri. Tentunya sangat praktis, efisien dan mengurangi resiko.
Saat saya berkunjung ke bengkel tsb. juga ditawari puluhan model yang mirip-mirip dengan beberapa merek sepatu wanita terkenal. Termasuk negosiasi berapa cost of production nya. Memang, tatkala saya survey, model-model sepatu tsb. tatkala berada di rak toko outlet sepatu terkenal, harganya bisa terdongkrak hingga 3 atau 4 kali lipat dari harga asli dari bengkel. Inilah bisnis. That ‘s life.
Begitu juga dengan makanan ringan. Banyak pengusaha makanan ringan [keripik singkong misalnya], mereka hanya melakukan ‘repackaging’ saja. Tentunya dengan berbagai persyaratan standar si pengusaha agar produk tsb. bisa memiliki nilai jual. Kemudian dengan kehebatannya & kepiawaiannya di bidang pemasaran [marketing], keripik singkong yang berasal dari home industry tsb. mampu menembus pasar di supermarket. Bahkan dijadikan sediaan oleh-oleh khas daerah tertentu. Lagi-lagi yang namanya pengusaha selalu berhasil memanfaatkan peluang lalu mengemas sedemikian rupa produk makanan tsb. sehingga akhirnya bisa mendapatkan nilai tambah.
Tentunya, masih banyak lagi contoh bagaimana seorang pengusaha yang tidak perlu punya pabrik. Tapi cukup dengan membangun merek atau brand, kemasan, jaringan pemasaran, dsb. ujung-ujungnya bisa meraih keuntungan yang lebih besar daripada si produsennya. Inilah liku-liku dunia usaha. Keuntungan terbesar selalu berada di tangan siapa saja yang mampu bekerja cerdas.
Dari contoh ilustrasi di atas, yang namanya kemasan atau packaging menjadi salah satu unsur yang sangat penting bagi produk milik Anda. Kali ini saya hanya mengajak untuk membahas betapa pentingnya kemasan atau packaging bagi sebuah produk yang akan dijual. Singkatnya, sebuah packaging adalah bagian penting dari branding.
Jadi boleh dibilang yang namanya packaging itu bukan hanya sekadar pembungkus ‘doang’, tetapi lebih dari itu. Packaging is branding. Apapun jenis barang atau produk yang akan dijual tatkala sudah diberi merek dan dikemas, maka dari packaging tsb. akan terefleksi identifikasi merek produk yang dijual tsb., tersirat pula janji dari produk tsb., kualitas, nilai, benefit yang ditawarkan, dsb. Dan dari situ pula lah seorang konsumen mempertimbangkan untuk membeli atau tidak produk yang ditawarkan. Jadi yang namanya packaging juga sudah seharusnya memiliki personality.
Kalau packaging atau kemasan tsb. dibuat bagus dan memiliki personality yang kuat, maka akan mampu meningkatkan rasa percaya dari konsumen tatkala hendak memilih produk yang akan dibelinya. Jadi packaging tidak hanya berfungsi membawa produk ke konsumen, tetapi lebih dari itu fungsi packaging telah berkembang menjadi salah satu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan personality dari merek atau brand kepada konsumennya.
Di era persaingan produk yang kian kompetitif ini, yang namanya packaging menjadi salah satu ‘senjata’ dalam usahanya untuk memenangkan persaingan.
Yang perlu diingat, kenapa packaging menjadi ‘senjata’ penting, hal ini terkait dengan hasil sebuah survey bahwa konon seorang konsumen yang sedang belanja di supermarket hanya memiliki waktu beberapa detik saja untuk melihat dan kemudian mengenali sebuah merek produk. Karena untuk memperhatikan produk satu dengan yang lain akan menghabiskan waktu yang banyak. Sementara filosofi belanja di supermarket
Lagi-lagi strategi keluar dari pakem yaitu ‘berani tampil beda’ menjadi jawaban bagi pentingnya desain kemasan tsb. Karena 80% keputusan untuk membeli dibuat oleh konsumen tatkala berada di supermarket atau toko, khususnya di depan barang yang ditawarkan atau yang akan dibelinya. Strategi packaging ‘yang berani tampil beda’ tsb. akan menjadi motivasi kuat bagi konsumen untuk melihat, menimbang dan membeli.
Selain packaging tsb. harus punya personality, menarik dan mendorong konsumen untuk membeli, terakhir, yang juga penting diperhatikan adalah packaging tsb. harus mudah digunakan, mudah disimpan, aman dan kuat tatkala digunakan menyimpan produk, tidak mudah rusak, dan mudah ditata saat harus di-display di rak.
Mudah-mudahan sharing kali ada manfaatnya bagi temen-temen yang sedang berkutat dengan urusan pengembangan packaging dan branding dari barang jualannya.
No comments:
Post a Comment