Friday, May 25, 2007

Kiat menghadapi 'sukses yang tertunda'

Semua pasti akrab dengan kata bijak ini :‘kegagalan’ adalah ‘sukses yang tertunda’.

Siapa pun yang bisnisnya pernah bermasalah, pasti pernah mengalami bagaimana ‘nikmatnya’ pembelajaran dari kejadian itu. Saat harus mengamputasi toko seluler saya, September 2006 yang lalu, saya juga merasakan bagaimana rasanya menyesali kebodohan diri sendiri, stress, trauma, dsb. Saat itu yang bisa dilakukan hanyalah merenungi nasib sambil mengambil hikmah dari ‘sukses yang tertunda’ tsb.

Itulah yang terjadi saat itu. Seiring dengan berjalannya waktu, setelah lebih banyak belajar dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain serta belajar untuk selalu positive thinking, mindset saya dalam memandang masalah ‘sukses yang tertunda’ yang pernah saya alami, menjadi lebih positif dan lebih arif.

Ada pepatah import “if a problem doesn’t kill you, it will make you stronger”. Pepatah ini memang erat kaitannya dengan salah satu kodrat manusia sebagai makhluk yang flexible, liat & mudah beradaptasi. Jadi seharusnya, saat kita mengalami masalah, seberat apapun masalahnya, selama stressnya tidak membuat kita ‘tamat’, mental kita akan melakukan penyesuaian sedemikian rupa untuk ‘melahirkan’ manusia baru yang lebih kuat dan tabah. Khabar gembiranya, saat mengalami masalah yang sama [amit-amit jangan lagi lah!] maka tidak akan berpengaruh lagi. Karena mental sudah ditempa menjadi jauh lebih kuat dari sebelumnya.

Jadi hadapi saja ‘sukses yang tertunda’ tsb. dengan positive thinking. Cobalah untuk memandang ‘cobaan’ atau ‘pelajaran berharga’ yang kita temui dalam bisnis tsb. dengan full senyum. Barangkali bahasa iklannya yang cocok adalah “Enjoy aja…!” Kiat ini sangat saya yakini setelah mencoba memahami isi buku ‘The Attractor Factor’-nya Joe Vitale dan ‘The Secret’-nya Rhonda Byrne. Intinya, dengan melihat segala hal dengan spirit positive, maka ‘the law attraction’ atau ‘hukum tarik menarik’ akan menarik segala hal yang positif ke dalam diri maupun kehidupan kita. Namun jangan lupa untuk tetap bersyukur, pasrah & ikhlas. Kita sambut rencana Allah SWT selanjutnya [tentunya yang selalu kita mohon dalam doa]. Yakinlah, selama kita masih bernafas dan segar bugar, berarti masih ada rejeki melimpah yang disediakan Allah SWT, tinggal tunggu waktu dan selalu berikhtiar untuk menjemput rejeki tsb.

Lebih jauh lagi, kita juga bisa menyikapi ‘sukses yang tertunda’ itu dengan menganggapnya sebagai biaya kuliah di ‘Real Life University’ di jurusan bisnis. Pastikan untuk bersyukur dapat pengalaman dan pembelajaran yang berharga. Tentunya agar lain kali lebih berhati-hati, dan tidak terulang lagi. Cara pandang menganggap ‘sukses yang tertunda’ tsb. sebagai ‘investasi untuk belajar’ bisa jadi akan membuat kita menjadi lebih ikhlas & pasrah. Ingat, saat orang tua kita kehilangan uang untuk membayar biaya kuliah kita , mereka tidak pernah merasakannya sebagai sebuah kerugian atau menyesalinya, tapi begitu ikhlas. Karena orang tua kita menganggap proses belajar sebagai investasi penting untuk masa depan anaknya.

Semoga wacana ini dapat menjadi bahan perenungan dan pencerahan.


Endro Wahyu Mardiyanto
TNM-E20
endrowm@yahoo.com
08161996348

‘sukses yang tertunda’ akan menjadikan kita ‘sukses selamanya’

No comments: