Friday, May 25, 2007

'Kebebasan Finansial' versi saya

Istilah kebebasan finansial di sini sebenarnya saya comot dari buku Robert T. Kiyosaki [Rich’s Dad & Poor’s Dad] yang 10 tahun terakhir ini berhasil merubah mindset dan paradigma tentang uang kepada para pembacanya.

Singkatnya, kita harus bekerja cerdas, bagaimana ‘uang kita’ bekerja keras untuk kita dan menghasilkan passive income. Jadi tanpa harus bekerja secara fisik, kita bisa mendapatkan income atau pendapatan yang tetap [kebebasan finansial terkait erat dengan kebebasan waktu] . Kebalikannya adalah massive income, pendapatan tetap yang diperoleh dari kita menjual tenaga/keringat kepada pemilik perusahaan [menjadi karyawan dan tidak memiliki kebebasan waktu]. Bila kita berhenti bekerja, terhenti pula pendapatan tetap kita.

Menurut Robert T. Kiyosaki, kebebasan finansial itu tercapai bila passive income yang diperoleh per bulan (ingat tanpa harus bekerja) besarnya lebih dari 3 kali expense kita per bulan. Jadi hitungan kasarnya bila saat ini di Jakarta expense kita per bulan sekitar 10 jt, artinya kita harus memiliki passive income lebih dari 30 jt per bulan. Barulah bisa disebut kita memiliki kebebasan finansial.

Dengan memiliki kebebasan finansial berarti kita juga memiliki kebebasan waktu. Tidak terikat dengan jam kantor, kitalah yang menentukan waktu milik kita, mau ngapain aja juga terserah kita. Mau nganter & jemput anak sekolah, mau main futsal sama anak, mau nongkrong di Starbuck sambil browsing internet, mau berenang ataupun main golf setiap saat juga bisa terlaksana. Pokoknya, kita menjadi tuan atas diri kita sendiri.

Bayangkan kalau kita masih berstatus sebagai karyawan [terikat dengan jam kantor], terkadang mau mengantar anak sakit ke dokter saja minta ijinnya sulit sekali. Bahkan untuk menjalankan kewajiban sholat tepat waktu saja juga tidak mudah. Pantas saja Rasulullah menganjurkan kepada umat Islam untuk mencari nafkah dengan cara berniaga [ingat 9 dari 10 pintu rejeki itu berasal dari berniaga]. Tentunya agar memiliki kebebasan finansial, kebebasan waktu serta tidak terikat penuh dengan pekerjaan, sehingga dapat menjalankan kewajiban ibadah dengan lebih baik.

Bagi saya pribadi (dengan cara pandang sederhana & realistik), kebebasan finansial itu tercapai apabila passive income bulanan yang sedang saya perjuangkan ini (PI) dibagi seluruh expense bulanan (E) dan juga disisihkan untuk tabungan (S) sama dengan (=) lebih besar dari 1 (> 1). Jadi rumusnya PI : E + S = > 1.

Artinya, dengan memiliki passive income yang lebih besar dari pengeluaran & tabungan otomatis kebebasan finansial ada di depan mata. Seandainya, tidak bekerja pun yang terpenting passive income per bulan tsb. masih dapat menutupi semua kebutuhan (expense) per bulan dan masih ada yang ditabungn [tabungan itu penting banget]. Hitungan kasarnya bila saat ini untuk hidup di Jakarta expense plus tabungan kita perbulan yang harus disediakan sekitar 10 jt, maka passive income per bulan harus 10 jt lebih (bisa 11 jt, 12 jt –an). Inilah kebebasan finansial versi saya.

Endro Wahyu Mardiyanto
TNM-E20
endrowm@yahoo.com
08161996348

kebebasan finansial akan membuat kualitas hidup lebih maksimal

No comments: