Tuesday, May 22, 2007

[tonggak perjalanan bisnisku, sebuah catatan yang tercecer]

Mimpi kali ye... begitulah komentar beberapa temen 4 tahun yang lalu [Juni tahun 2003] tatkala saya mengutarakan [mendeklarasikan] keinginan untuk bisa punya penghasilan sampingan yang bersumber dari usaha sendiri atau kerennya passive income [waktu itu saya baru selesai baca bukunya Robert T Kiyosaki]. Dan saya juga nggak merasa tersinggung kok, justru malah kepingin membuktikan bahwa saya harus bisa. Kenapa komentar seperti ini muncul, karena mereka pikir memulai usaha itu kan nggak gampang… apalagi kita semua kan cuma karyawan, yang waktunya terbatas, dan penghasilan bulanan juga kebanyakan habis untuk kebutuhan keluarga [maklum inilah mindset-nya karyawan].

Oktober 2003, tanah kavlingan di pinggir komplek, yang saat itu hanya menjadi tempat istri saya memanjakan hobi bercocok-tanamnya, rumah mungil tempat saya bersantai sambil baca buku, dan tempat kedua anak saya bermain bersama teman-temannya terpaksa menjadi korban dari "keganasan" impian saya. Bersumber dari tabungan dan penghematan gaji, akhirnya Desember 2003, sebanyak 8 "apartemen" [maksud saya rumah kontrakan] berhasil berdiri di tanah itu. [istri saya protes berat karena pisang, blimbing, jambu, mangga, alpukat saat itu sedang produktif berbuah, anak-anak juga protes. saya hanya bisa berjanji untuk sesering mungkin mengajak mereka piknik ke tempat yang banyak tanamannya di akhir pekan]. Januari 2004, 8 "apartemen" tersewa semuanya. Alhamdulillah, punya kran passive income pertama.

Februari 2005, ketemu peluang usaha baru yaitu rental mobil. Bersumber dari hasil "apartemen" ditambah tabungan, akhirnya bisa buat DP mobil. Angsuran bulanannya dibayar dari hasil sewa bulanannya. Meskipun, ada beberapa bulan yang harus "nombok", tapi saat ini mobil sudah lunas. Hasil bulanannnya menjadi kran passive income saya yang kedua, Alhamdulillah. Mimpi lanjutannya semoga bisa beranak jadi mobil baru lagi dan "direntalin" lagi.
November 2005, saat asyik makan bubur ayam melihat sebuah toko dikontrakkan di seberang jalan. Entah "kegilaan" dari mana, beberapa hari kemudian ketemu sama pemiliknya dan langsung saya beri persekot untuk kontrak 1 tahun. Hampir 1 minggu lamanya saya mempelajari dan memikirkan usaha apa yang cocok untuk tempat ini. Akhirnya, saya putuskan untuk buka toko seluler. Belajar dari teman secara kilat, cari karyawan, kulakan barang dagangan & voucher, jadilah saya punya usaha toko seluler. Hingga bulan Mei 2006 saat masih saya kontrol setiap malam sepulang dari kantor, kinerja [cash flow] usaha ini bisa membukukan keuntungan [walaupun sedikit]. Sayangnya saat tugas kantor menyita banyak waktu saya [pulang malam terus], dan tidak sempat "ngontrol", karyawan pun mulai "nggak bener" jalannya. Laporannya minus terus dan modal pun terkikis untuk menutup overhead cost. Akhirnya, dengan berat hati September 2006, usaha yang satu ini saya "amputasi". Alhamdulillah saya dapat pengalaman & pelajaran yang begitu berharga dari usaha ini.

September 2006, ada tawaran kios gratis dari pak H. Allay [sesepuh komunitas TDA-tangan di atas, di mana saya bergabung sejak Maret 2006. Thanks to pak Roni Yuzirman] di Pusat Grosir Metro Tanah Abang di Ground Floor. Jadilah saya take action bersama rekan-rekan TDA [tangan di atas] dengan membuka toko sepatu di PGMTA. Saat menjelang Lebaran hasil usaha ini boleh dibilang cukup bagus. Namun setelah Lebaran hingga Maret 2007, saat mulai dipungut biaya listrik & service charge, mulailah terasa berat "nafas" TDA Sepatu, karena harus "nombok". Di bulan April 2007, pak H. Allay memindahkan TDA Sepatu ke ruko Blok F 3 Tanah Abang. Hasilnya, hingga saat ini juga masih "nombok". Namun pak H. Allay memberi nasehat bahwa yang namanya usaha itu bisa sukses dalam waktu 6 bulan, bisa 6 tahun, jadi ya harus bersabar, berdoa, pasrah & ikhlas. Meskipun keran passive income belum mengucur dari usaha yang satu ini, saya tetap bersyukur karena banyak pelajaran penting & berharga yang bisa saya petik saat menjadi pedagang Tanah Abang ini.

April 2006, saya bersama pak Dhany [member TDA] take action bikin warnet bersama tim Alpha [pak Adzan, pak Deddy, dan pak Dimas] di Jl. Raya Bogor seberang Mal Cijantung. Alhamdulillah, awal Mei sudah dapat "transferan" pembagian keuntungan. Jadilah usaha ini sebagai keran passive income saya yang terbaru.

So, temen-temen… tulisan ini bukan bermaksud untuk "pamer" atau menyombongkan diri, tapi semata-mata hanya mau sharing bahwa 4 tahun yang lalu, sebagai karyawan, saya berangkat memulai usaha dari ejekan "mimpi kali ye… " tapi ternyata tak terasa berproses dan berjalan "mengalir" seperti harapan saya saat itu yang kepingin banget punya usaha & bisa mendapatkan passive income. Meskipun, tidak setiap usaha yang dirintis dapat menghasilkan keran passive income, tetapi ada hal yang lebih penting buat saya pribadi, yaitu proses belajar untuk bisa jadi pengusaha.

Jadi jangan remehkan impian-impian kita. Bila kita niat dan berani take action untuk mewujudkannya, secara perlahan tapi pasti ternyata hasilnya "luar biasa". Mimpi saya selanjutnya, karena telah mengenal & bergabung dengan komunitas TDA [Tangan di Atas], tentunya adalah menjadi full TDA. Doain ya…

Salam,
Endro WM
TNM-E20

08161996348
endrowm@yahoo.com

begitu yakin kepingin usaha, ya take action lah! kalau sudah take action, ya harus yakin lah!

Catatan:
Tulisan ini "terpaksa" dibuat untuk memenuhi kewajiban sebagai member TDA yang harus punya blog sendiri, sesuai himbauan "jendral" TDA, pak Roni Yuzirman, hehehe…



3 comments:

Fauzi Rachmanto said...

Pak Endro, luar biasa. Saya senang dengan sharing2 Bapak. Keep on writing Pak!

Khairul said...

Hebat...!!
terimakasih atas sharingnya pak Endro, jadi "hot" juga nih pengen punya kran sendiri :)

Unknown said...

Pak Endro, senang membaca sharing Bapak. Tapi, jangan pake' terpaksa ya Pak nulisnya :)

Salam,

Febby Rudiana
www.Bibo-Collection.com