Monday, July 30, 2007

TDA 10 hari

Tidak terasa sudah 10 hari aku menjadi tuan atas diriku sendiri. Terlepas dari rutinitas sebagai TDB. Nyantai sambil menikmati kehidupanku sendiri terbebas dari kewajiban harus ngantor, terlepas dari keharusan mikirin kerjaan, bebas dari dikejar-kejar deadline, terhindar dari kemacetan jalanan ibukota. Nyaman sekali. ‘Membuat hidup menjadi lebih hidup’ kalau boleh mengutip salah satu jargon iklan rokok. Kebetulan, anak-anak juga pas liburan sekolah, so kemanapun mereka kepingin pergi ya sebisanya aku turuti. Jalan-jalan ke luar kota lah, nyari makan siang di Bogor lah, kepingin ke Mall lah, ke toko buku lah. Kan mumpung bisa membahagiakan keluarga.

Saat anak-anak mulai masuk sekolah di tahun ajaran baru ini, rutinitas pun mulai sedikit menyitaku, karena supir yang biasa mengantar mereka sekolah telah minta berhenti, mau nggak mau aku lah yang harus mengantarkan ke sekolah. Tapi nggak apa-apa, toh sepulang dari mengantar mereka sekolah, aku bisa tidur lagi dan nggak perlu bermacet ria menuju ke kantor. Kalau kebetulan istri minta diantar ke pasar pun bisa kuladeni. Bahkan berolahraga bersama di komplek perumahan pun bisa kita nikmati berdua. Semuanya ini kan nggak mungkin bisa kalau aku terjebak rutinitas ‘ngantor’. Sayangnya, aku juga jadi males buka email dan buka blog, makanya banyak ketinggalan berita juga [gawat ya…].

Agak siang sedikit, mulailah bikin acara sendiri dengan istri, jalan-jalan ke Citos terus nongkrong di Starbuck lah atau yang sering ngubek-ngubek toko buku Gramedia. Pokoknya hari-hariku hanya untuk kegiatan yang di luar kebiasaan sehari-hari. Nganter istri ke Carrefour lah, ke ITC Ambassador lah, ke rumah temennya lah. Sengaja sebagian besar waktuku memang kuhabiskan untuk menikmati hidup tanpa mikirin yang berat-berat. Kalau kebetulan jam 3-an kepingin pulang [mumpung belum macet] sekalian mampir jemput ke sekolahnya anak-anak. [Tapi yang sering anak-anakku lebih seneng pulang barengan temen-temennya]

Rasanya selama 10 hari ini hidupku bener-bener berkualitas, baik untuk diri pribadi maupun keluargaku. Terus kalau coba aku renungkan lebih dalam lagi, ternyata aku ini memang tipe orang yang suka menikmati waktuku untuk kenikmatan diri sendiri dan keluarga [pokoknya enjoy aja]. Beneran lho nikmatnya membayangkan 'nggak perlu mikir' kerja kantoran tapi punya duit cukup untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. So pengalaman menjadi TDA 10 hari ini bener-bener menjadi trigger bagi diri pribadi untuk sesegera mungkin memiliki usaha yang mapan dan mampu menjadi andalan tatkala nanti sepenuhnya pindah status dari amphibi ke TDA. Semoga.

Sungguh, menjadi TDA 10 hari saja sudah membuatku bisa menikmati segala keberlimpahan dari Allah SWT, gimana kalau aku sudah TDA seterusnya dan berpenghasilan pasif yang melimpah ya? Tentunya akan lebih dari itu. Bisa menunaikan ibadah haji, bisa bersedaqoh, bisa membantu memberdayakan kaum dluafha, bisa membantu membuka lapangan kerja, bisa memberi, bisa berbagi… pokoknya bisa menjadi tangan di atas…

Sepertinya, apa yang kita semua perjuangkan memang benar adanya, menjadi TDA itu adalah kewajiban. Bersyukurlah bagi semua teman-teman yang sudah TDA, karena menjadi TDA itu memang nikmat luar biasa. Rasanya kehidupan memang menjadi betul-betul berkualitas… dan lebih bermakna bagi diri pribadi dan keluarga… hehehe…

Ya Allah kabulkanlah doaku untuk bisa menikmati kehidupan berkualitas seperti ini seterusnya lebih dari 10 hari aku cuti ini. Amin.

Endro Wahyu M
TNM-E20
Email: endrowm@yahoo.com

‘menjadi tangan di atas, hidup lebih berkualitas’

1 comment:

MANTERA-10 said...

saya baru baca blog bapak sekali ini. dan merasa dapat inspirasi nih pak. saya saat ini bekerja di perusahaan swasta, dalam hati saya memang punya cita-cita kelak jadi pengusaha.
lagi nabung buat modal kecil2an, tetapi bingung nih pak, mau usaha apa. Bisa minta saran, pak?

salam,
usman