Monday, June 18, 2007

Pentingkah mengantisipasi perubahan perilaku konsumen?

Dunia ini selalu berubah. Setiap perubahan yang terjadi selalu membawa dampak positif maupun negatif bagi hidup kita. Termasuk untuk usaha yang sedang kita rintis. Sejatinya bisnis yang kita tekuni memang tidak pernah lepas dari arus besar perubahan. Salah satunya adalah perubahan perilaku konsumen.

Kalau ditelisik lebih dalam, yang namanya perilaku konsumen dari hari ke hari mengalami perubahan yang cukup drastis dan tidak sesederhana dugaan kita. Karena konsumen selalu cenderung untuk tidak puas dengan produk-produk yang ditawarkan. Mereka selalu menuntut untuk mencari yang baru, yang lebih ini, lebih itu, lebih… dan lebih lagi…

Hal ini saya alami saat berdialog dengan calon pembeli di toko sepatu wanita saya di Tanah Abang [TDA Sepatu]. Tuntutan konsumen yang kebanyakan para ibu itu biasanya seputar ini : “Ada nggak yang modelnya begini… begitu…”. Atau komentar lain : “Sebenarnya yang ini modelnya oke… tapi ada nggak yang haknya lebih tinggi?” Malah ada yang bikin ‘grogi’, karena barang yang kita pajang dianggapnya modelnya sudah ketinggalan. [Memang sih, yang namanya model sepatu & sandal wanita itu perubahannya cukup cepat]. Dan masih banyak lagi. Kalau semuanya harus kita ikuti, sepertinya kita kok harus menyediakan 1000 model yang harus selalu up to date. Wow! Untuk ‘pemain pemula’ seperti saya nampaknya sulit untuk mewujudkannya.

Begitu pula dengan pengalaman istri saya, yang selama 3 minggu mencoba take action dengan jualan kerudung [kulakan dari tokonya pak H. Allay] dengan cara ‘door to door’ ke satu kelompok arisan dan ke kelompok pengajian di sekitar komplek tempat tinggal kami. Meskipun yang terjual lumayan banyak, tapi juga berhadapan dengan konsumen yang menuntut lebih dari yang ditawarkan. Kepingin yang begini lah, yang begitu lah… pokoknya kerudung yang ditawarkan selalu ada saja kekurangannya [padahal yang ditawarkan lebih dari 6 model]. Lagi-lagi juga masalah tuntutan model, jenis bahan, hiasan, warna dsb. Kita anggap ini sebagai pembelajaran, karena memang baru mencoba nge-test market, seperti apa sih kerudung yang digemari saat ini.

Kalau kita cermati gejala perubahan perilaku konsumen yang lebih revolusioner lagi justru terjadi pada target konsumen anak muda. Lihat saja perilaku mereka sehari-hari. Meskipun mereka sering dijadikan obyek serta target jualan, seringkali justru mereka lah yang berhasil mendikte produsen. Karena kenyataannya para anak muda ini yang sering justru menciptakan trend [trend setter] seperti bahasa-bahasa sendiri, jargon-jargon mereka sendiri, modifikasi motor/mobil, model fashion & aksesoris sendiri yang juga selalu berubah-ubah [beruntunglah bagi para pemilik distro yang jeli yang selalu mengikuti trend]. Dan ini juga penting untuk diantisipasi oleh mitra saya di bisnis warnet [tim Alphanet, pak Adzan, pak Dedy & pak Dimas]. Kira-kira mau ke arah mana tuntutan trend mereka sebagai konsumen dari layanan warnet Alphanet nantinya.

Pelajaran yang dapat saya petik dari pengalaman di atas, bahwa ternyata perilaku konsumen itu memang selalu berubah seiring berjalannya waktu. Lalu bagaimanakah kita harus bersikap? Don’t give up! Kita harus selalu belajar mengantisipasi datangnya perubahan perilaku konsumen tsb. Kita harus berpikir rasional, dan memiliki intuisi yang tajam untuk memahami gejala perubahan ini.

Dengan kata lain, perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat ini, sama sekali tidak memperbolehkan kita untuk berdiam diri terlalu lama di tingkat wacana, apalagi duduk diam menggerutu memprotes keadaan yang tidak menentu. Sudah seharusnya kita fleksibel dan mencari cara yang lebih cerdas untuk menghadapi mekanisme pasar yang arus perubahannya kian liar [kayaknya gampang ya… tapi..???].

Saya jadi teringat, saat beberapa bulan yang lalu ikut training di Mark Plus-nya Hermawan Kertajaya, tatkala membahas ‘Strategic Advertising & Promotion’. Sebagai pemasar, kita harus be proactive. Proactive is about competing for the future. Yang menganjurkan kita untuk selalu bersikap proaktif agar selalu siap berkompetisi untuk masa depan. Dan harus mampu mendobrak sistem yang mapan & stagnan dengan terobosan-terobosan baru.

Bagi saya makna proaktif, tak hanya sekadar menggali kebutuhan konsumen yang masih tersembunyi ataupun mengantisipasi adanya perubahan perilaku konsumen, tetapi lebih dari itu.

Kalau dari kasus di atas adalah kita yang selalu didikte oleh konsumen [karena konsumen is the king yang harus selalu kita ikuti kemauannya], maka mulai sekarang saatnya bagi kita untuk mendikte konsumen. Kita harus mampu mengarahkan konsumen menyukai apa yang kita tawarkan. Kita harus mengajari mereka, bahkan bila perlu kita harus dapat menjadi trendsetter dan menciptakan kebutuhan baru bagi mereka.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah : mungkinkah kita mampu mendikte konsumen atau market? Inilah tantangan ke depan bagi kita semua yang bergelut di bidang retail business.

Bagaimana caranya? Ya coba kita gali dari ide-ide kecil yang sederhana dulu, sambil terus berpikir lepas seperti anak kecil. Siapa tahu di tengah berjalannya usaha kita nantinya ketemu dengan ‘aha’ yang berdampak dahsyat. Semoga.

Kembali ke jualan kerudung tadi, setelah mendiskusikan ‘pelajaran berharga’ di atas, istri saya mencoba merubah tampilan beberapa kerudung yang polos. Kebetulan ia suka menyulam pita dan merenda. Berangkat dari niat untuk memberi nilai tambah dan mencoba menciptakan trend, maka disulaplah 3 kerudung [buat contoh] menjadi berhiaskan renda pinggirannya lalu ditambah sulam pita di bagian atasnya. Ternyata saat dipakai ke ITC Ambassador [ke toko kerudung langganan] malah dapat orderan sulam pita yang cukup banyak [30 kodi]. Nah lho. Padahal kan belum punya tim penyulam pita. Mudah-mudahan keinginan untuk merekrut tenaga sulam pita dapat terlaksana dalam waktu dekat. Doain ya…

Demikian sharing pengalaman saat berhadapan dengan perubahan perilaku konsumen yang pernah saya alami. Bagi saya pribadi yang mencoba take action dulu sambil terus belajar, nampaknya memang harus lebih banyak lagi belajar dan belajar lagi untuk memahami seluk beluk dari a sampai z profil konsumen kita.

Endro Wahyu M
TNM-E20
Email: endrowm@yahoo.com
Blog : http://www.endrowahmar.blogspot.com/

‘yang lagi belajar bisnis lebih baik’

2 comments:

WURYANANO said...

Bagus Mas Endro Wahyu.

Anda memang seorang TDA tulen ya...

Sukses selalu,

Wasalam,
Wuryanano

Unknown said...

nice blog, nice sharing pak! banyak learnings dan AHAS nih...
salam, Yulia-Moz5