Katanya… 63 tahun bangsa
Tapi bangsa
Katanya …negeri kita tampak indah
dalam untaian mutiara Nusantara...
jajaran gunung begitu perkasa,
gambaran nyata betapa kaya
Tapi siapakah yang menjadi kaya??
Katanya… 63 tahun pembangunan
Menjadikan bangsa ini bermartabat di mata dunia
Mewujudkan impian para pejuang saat memekikkan kata merdeka!
Adil makmur dan sejahtera menjadi cita-cita bersama
Tapi sudah berasakah kita melihat hasilnya?
Faktanya… kian banyak kaum papa di bumi tercinta
Setiap hari menunggu uluran tangan kita semua
Ironisnya, saat ini bertubi-tubi kita hanya dipameri bukti nyata
Bagaimana para penguasa yang seharusnya peduli rakyat jelata
Justru sebaliknya berulah mengatasnamakan
‘tuk kepentingan diri pribadi, keluarga dan kelompoknya…
Masih adakah makna kata sakral ‘merdeka’ bagi kita semua??
Haruskah kita berkutat selamanya menggugat makna merdeka??
Atau lebih baik kita lupakan persoalan itu semua…
Bersyukur dan bersyukur dengan kondisi yang ada
Lalu berpikir dan bertindak ‘bijaksana’
Menikmati deru debam keramaian
Larut bersama hiruk pikuk rutinitas keseharian..
Menjadi saksi compang camping negeri ini..
Sambil memotret memudarnya merah putih yang berkibar
Tidak! Tidak! Dan Tidak!
Tidak seharusnya kita mudah menyerah & pasrah…
Apapun yang terjadi… hari ini dan nanti…
Kita buktikan Cinta Tanah Air
Bersama berkarya membuka usaha
Ciptakan lapangan pekerjaan sebanyak yang kita bisa
Mulai dari lingkungan terdekat kita
Seiring doa kepada Allah SWT…
Kita sebarkan semangat dan cita-cita mulia
Menjadi TDA [tangan di atas] untuk bersama menebar rahmat!
Inilah makna Merdeka yang seharusnya menjadi cita-cita mulia!
No comments:
Post a Comment