Tuesday, March 11, 2008

Blog untuk sarana beriklan. Efektif nggak sih?











Kalau mencermati perkembangan blogger di Indonesia yang setiap hari bertambah banyak, saya jadi tertarik untuk membahas blog sebagai kendaraan baru untuk beriklan. Mengingat akhir-akhir ini banyak pengiklan yang mulai melirik blog sebagai sarana beriklan. Contoh yang paling gampang dan sering kita jumpai adalah google adsense yang memasukkan iklan di blog. Tapi yang sering kita jumpai, di blog-blog yang ramai jumlah pengunjungnya banyak pengiklan yang bersedia memasang iklan di blog milik orang lain tsb. Biasanya berupa banner Ad.


Pertanyaannya, seberapa efektifkah blog sebagai sarana beriklan?

Jawabannya memang tidak semudah pertanyaannya. Mungkin diperlukan sebuah riset yang agak mendalam untuk keakuratan jawaban pertanyaan ini. Terlebih bila ukuran efektifitas iklan tsb. apakah orang yang membaca iklan tsb. lalu melakukan action untuk bertindak merespon iklan yang dipasang di blog yang dimaksud. Terlepas dari itu, sejauh tugas iklan adalah untuk dilihat dan dibaca, saya yakin iklan yang dipasang di blog pasti dilihat dan dibaca oleh para pengunjung blog tsb.

Namun yang penting juga untuk bahan pertimbangan bahwa segmen dari blog jelas lebih sempit, berbanding lurus dengan habit konsumen yang sering menggunakan internet. Jadi produk yang hendak diiklankan sebaiknya karakternya sama dengan karakter blog tsb. atau yang related dengan dunia on line, produk gadget misalnya.

Bila dicermati lebih jauh, sebuah blog sejatinya dibuat oleh pemiliknya untuk tujuan tertentu. Yang kebanyakan adalah untuk medium pelepasan uneg-uneg, ‘curhat’, aktualisasi diri yang isi tulisannya juga lebih lepas, bebas, suka-suka, personal, dan bersifat subyektif dari penulisnya. Kalau blog yang personal ini ternyata banyak pengunjungnya, memang pada akhirnya bisa menjadi alternative media iklan yang cukup punya potensi. Bayangkan kalau pengunjung blog tsb. mencapai 500 pengunjung per hari dengan minat yang sama, artinya kalau dititipi pesan iklan tertentu yang nge-click dengan interest mereka jelas akan berdampak yang cukup signifikan.

Namun kenyataannya, banyak juga blog yang sengaja dibuat untuk sarana jualan produk pemiliknya. Dan banyak terbukti melalui blog semacam ini mereka bisa berjualan dan meraup untung yang tidak sedikit. Bahkan banyak juga yang berhasil mendapat order dari manca Negara. Fenomena ini kan indicator bahwa beriklan melalui blog ternyata berdampak positif dan cukup efektif. Untuk blog yang semacam ini, kalau iklan yang dipasang lain dengan produk-produk yang ditawarkan di blog tsb. bisa jadi juga masih lumayan efektif. Lain ceritanya kalau produknya hampir sama, pastinya akan ada conflict of interest. Intinya, untuk para pengiklan yang berminat memilih blog sebagai alternative media iklannya, mereka harus cerdas dan cermat memanfaatkan potensi dari blog tsb.

Ngobrolin efektifitas iklan di blog memang akan jauh lebih menarik kalau kita memiliki data-data hasil riset yang menunjang untuk pembahasan bersama. Namun ada kisah menarik di Amerika yang terjadi tahun 2005 yang lalu yang dituturkan oleh Andoko Darta, Managing Director Euro RSCG Adwork [sebuah biro iklan papan atas di Indonesia]. Selain bisa untuk branding, ternyata blog bagaikan pisau bermata dua, blog juga punya potensi merusak citra perusahaan. Perusahaan computer Dell di Amerika pada tahun 2005 citranya terpuruk di mata jutaan gara-gara ketidak puasan salah satu blogger, Jeff Jarvis. Konon Jeff tidak puas dengan pelayanan Dell yang tidak baik, dan ditulislah pengalaman buruk tsb di dalam blog miliknya. Bagaikan virus yang menular secara cepat, komplain Jeff tsb. menyebar ke blog-blog lain di Amerika bahkan sampai ke seluruh dunia.

Nah lu. Jadi sebaiknya beriklan di blog pun juga harus diimbangi dengan pelayanan yang baik di semua lini, tentunya agar kasus Dell computer tsb. tidak terulang lagi. Tapi sejauh kepuasan pelanggan bisa tetap terjaga, rasanya iklan Dell di blog sudah bekerja dengan baik dan punya efektifitas yang tinggi. Buktinya, cerita tentang keburukan pelayanan Dell begitu cepat menyebar dan saking fenomenalnya media massa di Amerika saat itu juga ikut mengulas masalah ini. Punten aah…