Alhamdulillah. Tanggal 7 Maret yang lalu usaha rental Excavator kami masih dapat berjalan seperti yang diharapkan. Cicilan leasing yang ke-4 pun masih bisa kami bayar tepat waktu. Uang pembayaran dari klien juga lancar.
Evaluasi rutin pun tetap kami lakukan. Boleh dibilang probation period untuk usaha yang satu ini memang memerlukan timing yang agak panjang. Maklum, kami juga terus belajar tentang seluk beluk bisnis rental alat berat ini. Menarik sekali memang. Dari yang tadinya kita blank sama sekali tentang Excavator, saat ini kami juga mulai ‘sedikit banyak’ tahu.
Februari yang lalu memang kami sempat menjajagi peluang baru untuk rental Excavator dari klien lain untuk daerah Klaten. Kami sempat GR juga. Asyiik juga seandainya peluang baru tsb. dapat terwujud [punya 2 Excavator]. Tapi yang namanya rejeki kalau belum ‘milik’ ya ada saja hambatannya. Setelah negosiasi yang alot dan banyak menghabiskan energy, ternyata ada ketidak sepakatan di masalah harga rentalnya.
Karena menurut perhitungan kami [belajar dari pengalaman saat ini] dengan harga rental yang ditawarkan klien tsb. ibaratnya kami ‘cuma kerja bakti doang’. Pemasukan hanya habis untuk biaya operasional dan bayar leasingnya saja. Kalau toh dapat untung hanya dari hasil penjualan excavator [nantinya] di akhir tahun ke-3 yang nilainya tinggal sekitar 400 jt-an. Padahal modal untuk pengadaan alat berat ini di lokasi barunya [DP leasing, base camp, pengiriman dsb.] memerlukan dana sekitar 250 jt. Berarti setelah berjalan 3 tahun kami cuma dapet 150 jt.
Lain ceritanya kalau Excavator tsb. tidak harus membayar leasing yang besarnya sekitar 25 jt per bulan [sudah milik kami sendiri], pasti peluang ini bisa menjadi big winning yang baru bagi kami. Potensi penghasilannya pun jelas per tahun 300 jt di depan mata.
Akhirnya, setelah melalui berbagai pertimbangan, kami persilakan klien tsb untuk ‘pindah ke toko sebelah’, kami menyerah. Daripada klien kami ‘makan keju’ dan kami cuma ‘makan singkong’. Padahal sepengetahuan kami nilai proyek klien tsb. Milyaran. Kok ya maunya nyari rental yang mau ‘ditawar’ dan ‘ditekan’ habis-habisan.
Tapi inilah dinamika dunia usaha. Kalau segalanya serba mudah dan lancar, semua orang sudah beralih jadi pengusaha dan bisa meraih sukses semuanya. Kenyataannya kan dunia usaha itu ‘wild wild world’ yang harus ‘ditaklukkan’.
Kegagalan kami dapat job baru untuk rental Komatsu justru semakin membuat semangat untuk ‘mencari order’ yang baru lagi. Namanya juga ‘masih belajar berjalan’ ya harus sering-sering mengalami ‘hambatan’ sedikit-sedikit. Kami yakin ‘one day’, kami pasti dapat mewujudkan punya Excavator yang baru lagi. Tetap semangat!
No comments:
Post a Comment